EARTH HOUR adalah salah satu kampanye WWF, organisasi konservasi terbesar di dunia, yang berupa inisiatif global untuk mengajak individu, komunitas, praktisi bisnis, dan pemerintahan di seluruh dunia untuk turut serta MEMATIKAN LAMPU dan PERALATAN ELEKTRONIK yang sedang tidak dipakai selama 1 jam, pada setiap hari sabtu di minggu ke-3 bulan MARET setiap tahunnya.
Target kampanye EARTH HOUR Indonesia, yaitu : untuk melanjutkan target efisiensi energi dan perubahan gaya hidup di kota-kota besar di dunia dengan konsumsi listrik tinggi. Dan berusaha mengaitkannya dengan potensi sumber energi baru terbarukan yang lebih bersih dan berdampak minimal pada lingkungan.
Mengangkat dan memancing semangat kepemimpinan pemerintahan dan korporasi untuk secara signifikan melakukan efisiensi energi dan penggunaan sumber energi baru terbarukan sebagai bagian dari kebijakan mereka.
"Bergaya hidup hemat energi tidak cukup hanya dengan berpartisipasi di EARTH HOUR saja, tetapi harus terus dibuktikan setiap hari, dan diikuti dengan mengubah gaya hidup ramah lingkungan lainnya, seperti menggunakan kendaraan umum atau bersepeda untuk bepergian, hemat air, menanam pohon dan lain-lain" demikian diungkapkan Ganjar Wibowo, ketua Komunitas Earth Hour Kota Bekasi.
Lebih lanjut Ganjar Wibowo menjelaskan bahwa Kota Bekasi merupakan Kota yang paling banyak menggunakan lampu di malam hari, hal tersebut di tangkap dari hasil foto udara yang dilakukan olem Timnya. Aksi ini merupakan bentuk kampanye peduli lingkungan, karena kerusakan akibat penggunaan energi yang tidak bijak sangat besar. Semoga ini bisa menjadi salah satu solusi masalah lingkungan.
Ganjar menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah Kota Bekasi yang turut aktif mendukung gerakan penghematan energi ini. Aksi Global ini mengambil Tema "INI AKSIKU, MANA AKSIMU".
Kampanye ini merupakan salah satu bentuk himbauan kepada seluruh lapisab masyarakat. Sehingga satu jam tanpa listrik ini menjadi lebih Optimal.
Pemerintah Kota Bekasi sendiriturut berperan aktif, melalui Surat Edaran Nomor 850/687.BPLH/III/2012 Pemkpt Bekasi melalui Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bekasi mengajak terlibat pada kegiatan EARTH HOUR ini, hal ini disampaikan oleh Sugiyono, Kasubid Pengendalian Sumber Daya Alam Badan Pengelolaan Lingkungan.
Hidup (BPLH) Kota Bekasi, BPLH meminta kepada semua pihak baik itu swasta maupun instansi pemerintah untuk mensukseskan kegiatan Satu Jam Tanpa Listrik ini.
Pemadaman Listrik secara serempak tersebut akan dilakukan selama 60 menit dari pukul 20.30-21.30 WIB pada 31 Maret 2012. Kegiatan tersebut akan dipusatkan di Bundaran Harapan Indah Medan Satria Kota Bekasi. Acara ini juga akan didukung oleh Pusat perbelanjaan besar di Kota Bekasi seperti BCP, Metropolitan Mall, BTC dan beberapa Pengelola gedung-gedung di sepanjang Jalan A Yani.
Dan untuk masyarakat Kota Bekasi karena jumlah penduduknya cukup padat maka di perkirakan dampak dari keikutsertaannya makin tersa. Jika tiap rumah di Kota Bekasi mematikan lampu selama 1 jam, maka sangat besar energy yang bisa di hemat.
Program ini serentak diumumkan kepada seluruh dunia untuk melakukan penghematan energi dan air di lingkungan masing-masing usaha sesuai kewenagannya, dengan berpedoman pada kebijakan penghematan energi dan air untuk penerangan dan alat pendingin ruangan kantor, bangunan yang dikelola pemerintah dan pelaku usaha.
APA ITU EARTH HOUR...???
Mematikan lampu secara serentak selama satu jam di berbagai tempat yang biasa disebut Earth Hour, akan kembali digelar pada 31 MARET 2012. Masyarakat Indonesia, bersama 128 negara lainnya, diajak WWF untuk berpartisipasi mulai pukul 20.30-21.30 waktu setempat.
Di tanggal dan waktu yang ditentukan, masyarakat diajak mematikan lampu selama satu jam. Dari waktu yang singkat tersebut, masyarakat bisa berpartisipasi dalam menunda pemanasan global dan krisis lingkungan karena termasuk menghemat energi dengan cara yang mudah dan murah.
Ini merupakan tahun ke-empat penyelenggaraan Earth Hour di Indonesia dan di tahun ini mengambil tema "INI AKSIKU, MAKA AKSIMU???" setelah tahun lalu hanya melibatkan lima Kota Besar yaitu Banda Aceh, Jakarta, Bogor, Kota Bekasi, Tangerang, Bandung, Yogyakarta, Solo, Semarang, Malang, Surabaya, Kediri, Sidoarjo, Banjarmasin, Samarinda, Manado, Gorontalo dan Makasar.
Fokus Earth Hour sengaja dipusatkan di Jawa-Bali mengingat porsi konsumsi listrik di dua pulau ini mencapai 78% dari mayoritas itu, 23%nya hanya untuk DKI jakarta dan Tangerang. "Earth Hour bukan tujuan tapi alat. Ini adalah gerakan untuk menyampaikan pesan publik" kata Direktur Program Iklim dan Energi WWF Nyoman Iswarayoga dalam Media Briefing.
Earth Hour berperan besar dalam penghematan energi yang berujung pada Bumi yang lebih baik. Sebagai Gambaran, satu jam Earth Hour oleh 10% penduduk jakarta menghemat 300 MW, setara untuk mengistirahatkan satu pembangkit listrik.
Setara pula dengan listrik untuk menyalakan 900 desa dan mengurangi emisi hingga kurang lebih 267 ton CO2. Itu semua setara dengan daya serap emisi dari 267 pohon berusia 20 tahun.
Atau sama dengan ketersediaan O2 untuk 534 orang.
Secara ekonomi, saju jam tanpa lampu juga mengurangi beban listrik Jakarta sebanyak Rp 200 juta.
Tahun 2011 lalu, aksi Earth Hour ini diikuti 128 negara di seluruh dunia, menjangkau 4.616 Kota, dan melibakan 1,3 miliar orang. ini menjadi aksi sukarela terbesar umat manusia.
TUJUAN KAMPANYE EARTH HOUR INDONESIA, yaitu :
- Menjaring sebanyak-banyaknya individu, rumah tangga, dan bisnis untuk ikut mematikan lampu sebagai simbol kontribusi mereka terhadap perubahan iklim.
- Mengedukasi masyarakat mengenai ancaman pemanasan global dan apa yang bisa setiap individu lakukan untuk membuat suatu perubahan dalam kehidupan mereka sehari-hari dalam mengurangi emisi mereka.
- Menjaring Partisipasi korporasi untuk mengomunikasikan EARTH HOUR, baik staff maupun jejaring eksternal untuk berkomitmen mematikan lampunya pada jam yang ditentukan dan perubahan kebijakan dalam penggunaan energi.
- Mengajak masyarakat untuk melakukan perubahan gaya hidup menjadi lebih ramah lingkungan.
- Memberikan preseden baik agar EARTH HOUR dilakukan setiap tahun.
- Mengukur perubahan emisi gas rumah kaca di Jakarta.
- Memperoleh kurang lebih 500.000 orang pendukung EARTH HOUR, melalui kampanye Online EARTH HOUR Indonesia di Web, Facebook, Twitter dan Mailling List.
- Kegiatan Kumunitas masyarakat di Jakarta dan 4 Kota besar lainnya di wilayah Jawa-Bali ( Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Malang dan Bali).
- Dukungan dari Walikota 5 wilayah DKI Jakarta, Gubernur, DKI Jakarta, Presiden, Menteri Lingkungan Hidup dan Dewan Nasional Perubahan Iklim.
- Dukungan dari Pemerintah Daerah dan Publik di kota-kota besar lain yang menjadi target EARTH HOUR.
- IKON yang dimatikan : Monumen-monumen terkenak di Jakarta dan gedung-gedung Pemerintahan di Jakarta dan sekitarnya.(Detak, edisi 14, MARET 2012).